Minggu, 07 Agustus 2011

CARA BERIBADAH DILUAR ANGKASA

Gak kepikiran juga, gimana kalo seorang muslim jadi astronot, gimana dia sholat, gimana dia puasa (kalo kebetulan pas Ramadhan), gimana dia wudhu, etc, soalnya saya sendiri gak kepikiran mau jadi astronot. Sampai gak sengaja nemu artikel ini, bersumber keputusan dari Department of Islamic Development Malaysia, dari hasil diskusi tim yang terdiri dari 150 ilmuwan muslim dan sarjana, yang berisi:

1. Istinja': boleh menggunakan tisu, minimal 3 buah tisu.

2. Bersuci dari hadast
    a. Kecil : tayammum, bisa menggunakan dinding,  atau cermin dari stasiun luar angkasa tersebut
    b. Besar: sama seperti hadast kecil

3. Arah kiblat: menghadap kiblat yang mungkin, prioritas dari atas:
    a. menghadap Ka'bah
    b. menghadap proyeksi Ka'bah
    c. menghadap bumi
    d. menghadap mana saja

4. Waktu Shalat: waktu shalat tetap terbagi menjadi 24 jam, sesuai dengan waktu di mana astronot itu meluncur (berangkat)

5. Shalat:
    a. boleh dilakukan Shalat Jamak dan Qashar
    b. posisi shalat: (prioritas dari atas ke bawah)
        - jika tidak mampu berdiri, maka posisi seperti berdiri
        - duduk
        - berbaring ke sisi kanan dengan tubuh menghadap kiblat
        - berbaring telentang
        - menggunakan kedipan mata untuk tanda mengganti posisi Shalat
        - membayangkan saat Shalat

6. Puasa: Puasa boleh dilakukan di stasiun luar angkasa  tersebut, atau di bayar pas kembali ke Bumi. Waktu puasa sesuai dengan zona wilayah dimana astronot tadi meluncur (berangkat)

7. Perawatan jenazah: jenazah harus dipulangkan ke bumi untuk dimakamkan sebagaimana mestinya. Bila tidak memungkinkan, jenazah harus dikuburkan di luar angkasa dengan pemakaman yang sedehana.


Hal-hal lain:
1. Makanan: Jika ada keraguan apakah makanan di stasiun luar angkasa itu halal atau haram, maka dibolehkan memakan, asal dalam kondisi darurat (kelaparan)

2. Aurat: tetap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar