Sabtu, 16 Juli 2011

Setan itu berupa wujud atau sifat

Tanya:

Sebetulnya setan itu berupa wujud atau sifat? Sebab, setan dikatakan bisa berwujud jin atau manusia. Wujud di sini berupa wujud lahiriah atau sifatnya saja?


Jawab:


Al-Qurthubi dalam kitab Ahkam al-Qur'an menjelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai asal-usul Jin. Hasan al-Basri mengatakan bahwa Jin adalah keturunan Iblis, seperti manusia adalah keturunan Adam. Dari dua kelompok ini (jin dan manusia) ada yang beriman dan ada yang kafir. Keduanya juga berhak mendapatkan pahala dan siksaan dari Allah. Mereka yang beriman dari keduanya adalah kekasih Allah dan yang kafir adalah setan.

Ibnu Abbas berpendapat bahwa jin adalah keeturunan Jann. Mereka bukan setan. Mereka bisa mati. Di antara mereka ada yang beriman dan ada yang kafir. Sementara itu, setan adalah anak Iblis. Mereka tidak akan mati kecuali bersama-sama Iblis.

Dalam tafsir surat al-Nas, Qatadah berkata, "Sesungguhnya dari jin dan manusia terdapat setan-setan". Ini mirip dengan pendapat Hasan al-Basri di atas. Dalam surah al-An'am ayat 112 disebutkan, "Dan demikianlah Aku jadikan untuk setiap nabi musuh dari setan-setan manusia dan jin."

Dalam buku "Hayat al-Hayawan al-Kubra" karangan Dumairi disebutkan bahwa semua jin adalah keturunan Iblis. Namun dikatakan juga bahwa jin merupakan satu rumpun, sedangkan Iblis adalah salah satu dari mereka. Jin juga mempunyai keturunan seperti dijelaskan dalam al-Qur'an surah al-Kahfi ayat 55, "Apakah kalian akau menjadikan mereka (jin) dan keturunannya sebagai kekasih selain Aku (Allah) padahal mereka adalah musuh kalian?". Kaum jin yang kafir disebut setan.

Dalam kitab "Akaamu-l-Marjan fi Ahkamil Jan" karangan Syibli (hal. 6) disebutkan bahwa jin mencakup malaikat dan mahluk lainnya yang kasat mata. Sedangkan setan adalah jin yang durhaka dan kafir, mereka adalah anak-anak Iblis.

Jauhari berkata bahwa semua yang durhaka dan membangkang dari manusia, jin dan hewan disebut setan. Orang Arab menyebut ular sebagai setan.

Yang terpenting bagi umat manusia adalah meyakini bahwa setan adalah musuh mereka dan selalu berusaha untuk menyesatkannya dan menjauhkannya dari jalan Allah. Kita dilarang menyembah atau menuruti kata setan. Dalam surah Yasin ayat 60 disebutkan, "Bukankah Aku (Allah) telah membuat perjanjian kepadamu hai Bani Adam agar kalian tidak menyembah setan? Mereka adalah musuh yang paling jelas". Demikian juga dalam surah Fathir ayat 6, "Sesungguhnya setan adalah musuh kalian maka jadikanlah mereka musuh". Dan banyak dalil-dalil yang mengingatkan kita agar hati-hati terhadap tipu daya dan rayuan setan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar